Kamis, 22 November 2012

Contoh Cara Menulis Daftar Pustaka

Bagi Anda yang sedang membuat makalah atau sedang menyusun skripsi, Cara Menulis Daftar Pustaka tentu menjadi bagian yang sangat penting dan harus diperhatikan.
  
Daftar pustaka menjadi bukti referensi bagi sebuah karya ilmiah, jadi penulisan nama sumber, tahun, penerbit, dan lain sebaginya harus disusun dengan beberapa aturan tertentu.

Daftar pustaka bisa bersumber dari berbagai macam media, baik cetak maupun elektronik. Kita bisa menjadikan buku, internet, artikel, koran undang-undang, skripsi, tesis, dan lain sebagianya sebagai bahan rujukan.

Namun, yang harus tetap diperhatikan adalah bagaimana Cara Menulis Daftar Pustaka tersebut. Nah, berikut adalah contoh penulisannya yang baik dan benar:

1. Sumber buku bahasa indonesia
Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Professional. Bandung : Remaja Rosda.
Baradja, M.F. 1990. Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

2. Sumber internet
Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human Touch, [online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan . (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id , diakses 20 Januari 2000)
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995: The Calm before the Storm , (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html , diakses 12 Juni 1996).

Internet (artikel dalam jurnal online):
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan . (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id , diakses 20 Januari 2000).

Internet (forum diskusi online):
Wilson, D. 20 November 1995 . Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List , (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu , diakses 22 November 1995).

3. Artikel dalam koran:
Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah Pengunggulan? Majpahit Pos , hlm. 4 & 11.

4. Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keppres
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara. Jakarta

5. Ensiklopedia, Kamus
Stafford-Clark, D. 1978. Mental disorders and their treatment. The New Encyclopedia Britannica. Encyclopedia Britannica. 23: 956-975. Chicago, USA .
Echols, J.M. dan Shadily, H. (Eds). 1989. Kamus Inggris – Indonesia. PT Gramedia. Jakarta.

6. Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:
Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi . Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG.

7. Film (Movie)
Oldfield, B. (Producer) 1977. On the edge of the forest. Tasmanian Film Corporation. Hobart, Austraalia,. 30 mins.

Nah, semoga informasi tentang Contoh Cara Menulis Daftar Pustaka bermanfaat bagi Anda yang sedang duduk di bangku kuliah atau bagi Anda yang sedang melakukan penelitian.(*)

Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar


Sebagai mahasiswa, tentu banyak sekali tugas makalah yang diberikan oleh dosen di Universitas, hampir tiap minggu. Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar tidak semua mahasiswa memahaminya, karena Makalah merupakan karya tulis yang bentuknya formal, sehingga semua kata dan kalimat yang terdapat disana haruslah mengikuti kaidah EYD yang baik dan benar.


Bagi Mahasiswa yang ingin mengetahui informasi Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar, berikut rangkuman caranya:

Langkah-Langkah Dalam Membuat Makalah:
1. Sebelum memulai membuat makalah maka anda wajib mempelajari dan menganalisa topik yang akan ditulis.
2. Menyusun pola pikir.
3. Mengumpulkan bahan-bahan materi.
4. Dalam menulis sebuah makalah kita dituntut untuk:
- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Menyusun kalimat agar lebih mudah dipahami
- Singkat, padat, dan jelas dalam uraian
- Rangkaian uraian yang berkaitan

Struktur Penulisan Makalah
1. Lembar Judul atau Jilid
- Judul makalah
- Nama dan Nim
- Nama dan Tempat Perguruan Tinggi
- Tahun
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Gambar
6. Daftar Tabel
7. Tubuh Makalah
a. Pendahuluan : Terbagi menjadi 3 Sub Bab
1. Latar belakang
2. Ruang lingkup
3. Maksud dan tujuan penulisan
b. Pembahasan
c. Penutup
- Kesimpulan
- Saran
d. Daftar Pustaka
e. Lampiran

Format Ukuran Kertas dan Sampul Pembuatan Makalah
a. Kertas : A4 80 gram
b. Sampul : Kertas Buffalo warna Kuning
c. Font : Arial
d. Size : 12
e. Spasi : 1,5
f. Margin
- Atas : 4 cm
- Kiri : 4 cm
- Bawah : 3 cm
- Kanan : 3 cm
g. Makalah ditulis minimal 10 halaman belum termasuk halaman Judul, Lampiran, dan Daftar Pustaka.
h. Nomor Halaman
- Letak di kanan atas
- Angka i,ii,iii,dst. Mulai dari kata pengantar sampai dengan sebelum Bab Pendahuluan.
- Angka 1,2,dst. Mulai dari Pendahuluan sampai dengan akhir.

Nah, semoga informasi tentang Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar di atas bermanfaat untuk mahasiswa yang ingin menulis makalah. Semoga dengan Membuat Makalah Yang Baik dan Benar, nilai yang didapatkan memuaskan. (***)

PENULISAN SKRIPSI



Untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu, mahasiswa diwajibkan menulis skripsi. Tata cara penulisan skripsi diatur dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi STIA-LAN, sedangkan untuk mahasiswa Program Diploma diwajibkan menulis laporan tugas akhir. Tata cara penulisan tersebut diatur dalam buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir STIA-LAN.

1. Pengajuan judul skripsi
a. Prasyarat

Telah menempuh mata kuliah minimal 130 SKS.
Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,00 dan tidak mempunyai dua nilai D dalam satu kelompok mata kuliah (MKK dan MKDK) dan minimum nilai C untuk mata kuliah MKDU.
Telah lulus mata kuliah Statistik Sosial, Metodologi Penelitian Sosial.
Judul skripsi harus disesuaikan dengan program studi masing-masing.
b. Prosedur
Mahasiswa menyerahkan berkas persyaratan pengajuan judul yang terdiri dari :
Transkrip nilai yang telah disahkan oleh Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Ringkasan Fokus Penelitian.
Mahasiswa melakukan konsultasi pengajuan judul di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan atau kepada pimpinan jurusan dan disahkan Pembantu Ketua I.
Mahasiswa mengisi formulir pengajuan judul skripsi
Penetapan dosen pembimbing skripsi dan Persetujuan Judul Sementara disahkan oleh Pembantu ketua I.
Mahasiswa menyerahkan fotocopy persetujuan judul skripsi.
Petugas mencatat judul yang disetujui, tanggal dan nama pembimbing di buku besar.
Mahasiswa menerima formulir seminar proposal Penelitian dan formulir konsultasi.
2. Seminar Proposal Penelitian
a. Kehadiran

Mahasiswa
Mahasiswa diwajibkan menghadiri seminar Proposal Penelitian mahasiswa lain sebanyak delapan kali, satu kali sebagai penyaji, empat kali sebagai pembahas, dan tiga kali sebagai peserta.
Mahasiswa mengisi formulir Seminar Proposal Penelitian.
Kehadiran mahasiswa pada setiap menghadiri seminar Proposal Penelitian disahkan dengan tanda tangan dosen pembimbing yang bersangkutan.
    2. Dosen Pembimbing
Pada saat mahasiswa menyajikan Seminar Proposal Penelitian harus dihadiri sekurang-kurangnya satu dosen pembimbingnya.

b. Pendaftaran
Pendaftaran Seminar Proposal Penelitian dapat dilakukan setelah Proposal Penelitian disetujui oleh dua dosen pembimbing skripsinya.
Waktu pelaksanaan seminar dikoordinasikan antara dosen pembimbing dan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan oleh mahasiswa yang bersangkutan.
Pengajuan waktu seminar minimal satu minggu sebelum pelaksanaan seminar.
c. Penyajian

Mahasiswa wajib menyajikan Proposal penelitian dalam Seminar Proposal Penelitian.
Seminar wajib dihadiri minimal oleh satu orang dosen pembimbing skripsi yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya lima orang mahasiswa, dua diantaranya pembahas.
Perbaikan Proposal Penelitian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang bersangkutan.
3. Pembimbingan
a. Penentuan dosen pembimbing skripsi

Dosen pembimbing skripsi ditentukan oleh pimpinan jurusan dan disahkan oleh Pembantu Ketua I disesuaikan dengan judul skripsi yang diajukan.
Jumlah dosen pembimbing skripsi sebanyak dua orang.
b. Proses Pembimbingan
Mahasiswa melakukan konsultasi minimal lima kali kepada masing-masing dosen pembimbing.
Setiap konsultasi dengan dosen pembimbing, mahasiswa mendapatkan komentar dosen pembimbing skripsi dan mencatatkan pada formulir konsultasi.
Setelah melakukan seminar dan memperbaiki proposal penelitian, mahasiswa meminta persetujuan dosen pembimbing untuk melakukan penelitian.
Mahasiswa meminta surat ijin penelitian di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Penelitian lapangan dan penulisan skripsi di bawah bimbingan dosen pembimbing.
4. Penelitian Lapangan

Setelah mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing, mahasiswa dapat melakukan penelitian lapangan dengan terlebih dahulu mendapatkan surat ijin penelitian dari Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
Setelah selesai penelitian lapangan, mahasiswa diharuskan menyerahkan Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari instansi / tempat dimana penelitian dilakukan ke Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
5. Batas Waktu Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi diselesaikan maksimal empat semester setelah pengajuan judul, dan apabila tidak bisa menyelesaikan diwajibkan mengajukan judul baru.

Rabu, 21 November 2012

Tips Menentukan Judul Skripsi



Sekadar berbagi saja kok. Kebetulan saya mulai skripsi di semester 6 dan selesai di semester 7 sehingga nggak sampai merasakan semester 8.

1. Langkah pertama untuk mencari judul skripsi adalah.. yaitu.. yailah.. mencari dosen pembimbing! Bukan apa-apa sih, kebanyakan dosen yang diidolakan itu sudah laku, penuh. Jadi umpama dengan niat teguh kukuh berlapis emas mau ambil judul Farmakologi, kalau dosennya Farmakologi sudah penuh, mau apa? Masak mau ambil dosen kimia untuk topik Farmakologi? Nggak mungkin itu. Biasanya dengan bertemu dosen, ada brainstorming. Cuma ya jangan bawa otak kosong waktu brainstorming, kemukakan saja ide dan pemikiran yang terlintas. Daripada ditolak mentah-mentah.. hehehe..

2. Lakukan pertimbangan biaya. Misal dengan mantap mau pilih skripsi Biologi Molekuler.. Hmmm..monggo dihitung dulu biaya beli DNA berapa, beli media berapa, dan sebagainya. Kalau mau survei, ya dilihat-lihat lagi, jangan area-nya terlalu luas hingga menghabiskan minyak bumi bersubsidi cuma untuk keliling mencari responden. Tapi catat! Jangan sekali-kali memakai alasan biaya guna membuat karya yang tidak maksimal. Low cost pun bisa oke, kalau kita maksimal.

3. Bab terindah: KESIMPULAN dan SARAN. Mau mudah? Tinggal bongkar skripsi kakak kelas, bisa itu pacar, mantan, idola, atau kakak beneran. Kenapa dengan bab itu? Coba lihat, pada bagian SARAN biasanya akan muncul sisi-sisi lain yang belum diteliti dari sebuah skripsi. Misal, pengaruh perasan jambu biji pada efek anti diare ular betina. Biasanya si pemilik skripsi akan saran, meneliti efek lain misal imunomodulator. Yang semacam itu bisa kita jadikan jalan mendapat judul skripsi.

4. Proyek Dosen! Hehehe.. Di beberapa kampus ada yang semacam ini, ya kira-kira semacam penelitian yang hendak dilakukan dosen untuk lantas menjadi publikasi. Biasanya sudah ada dana-nya karena ini kan termasuk program pemerintah (penelitian maksud saya..). Jangan dianggap kita itu gembel yang mengemis-ngemis atau memanfaatkan dosen atau sebaliknya dimanfaatkan dosen. Dosen pun kalau ada, nggak akan ambil sembarang orang, pasti dipilih. Tekanan akan lebih besar karena deadline bukan kita yang menentukan, tapi itu berarti mempercepat selesainya skripsi kan? Dana mestinya lebih mudah dan kalau mentok, dosen bisa jadi tempat diskusi karena posisinya toh sama-sama butuh.

5. Suka betulan. Ini penting karena skripsi itu sepanjang hayat akan melekat di transkrip nilai. Jadi untuk bisa mendarah dagingkan dia, kita harus suka betulan. Ini agar waktu mengerjakannya, benar-benar dengan gairah tinggi dan niat luhur mulia. :)

6. Bersama lebih baik. Cari kumpulan teman se-ide dan apabila tema besar sudah ketemu pasti akan lebih mudah. Misal itu tadi, pengaruh perasan jambu biji pada ular betina. Bisa pilih hewan lain, misal Beruang Jantan atau Kuda Liar. Bisa pilih kegunaan, anti diare, anti maling, atau anti-anti lainnya. Bisa pilih perasan daun jambu biji, jambu bijinya, atau malah bijinya. Dan seterusnya, pasti lebih enak.

Semoga berkenan.. :)

Sumber : Kompasiana

Langkah Penting Penulisan Skripsi

Mampu melihat dan memilih masalah yang akan ditulis. Ini merupakan hal yang paling penting dari suatu SKRIPSI dan membedakan dengan menulis pada umumnya. Bagaimanapun skripsi adalah suatu bentuk karya tulis ilmiah yang mana mahasiswa diharapkan dapat berpikir ilmiah dengan membuat suatu penelitian sebagai objeknya. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah hal-hal yang akan sampaikan berikut.


“APA” masalahnya tersebut, darimana anda mengetahui bahwa itu menjadi suatu masalah. Jika informasi tersebut diperoleh dari suatu studi pustaka berdasarkan jurnal-jurnal canggih up-to-dated maka tentunya lebih mudah meyakinkan orang lain bahwa masalah tersebut cukup baik untuk dibahas. Tetapi jika hasil pemahaman subyektif atau hasil pengamatan empiris pribadi belaka maka tentunya perlu data-data pendukung yang dibuat yang lebih banyak sehingga orang dapat yakin bahwa itu memang masalah yang patut dibahas (kerja lebih banyak).

“MENGAPA” anda memilih masalah tersebut, karena dosen pembimbingnya yang memilihkannya, atau karena anda menyukai bidang dimana masalah tersebut berada, tentu akan membedakan strategi anda mengerjakan tugas SKRIPSI tersebut. Sebaiknya usahakan anda memilih karena anda memang menyenangi bidang dimana masalah tersebut ada. Untuk itu, apakah anda menguasai persoalan atau tidak itu tidak menjadi masalah. Jika anda menguasai persoalan , misalnya tentang pemrograman, maka tentu akan mempermudah anda menyelesaikan tugas itu. Tapi jika tidak, maka itu merupakan kesempatan berharga anda untuk mendapat knowledge yang lain (mendapat ilmu baru), meskipun itu perlu ekstra tenaga.

Ngelmu iku kelakone kanthi laku.
( indonesianya : menguasai ilmu itu perlu usaha keras, ingat cerita silat jawa: perlu bertapa dihutan-hutan atau di tempuran sungai agar digdaya ).

Jika anda tidak tahu apa-apa (netral terhadap masalah tersebut) maka usahakan bahwa masalah tersebut dipahami oleh dosen pembimbing. Jika masalah itu yang memberi adalah dosen, maka diharapkan dosen tersebut juga tahu bagaimana dengan masalah tersebut. Jika benar-benar nggak tahu tentang masalah yang akan dipilih, maka pilihlah dosen pembimbing yang anda tahu kemampuannya, yang anda anggap dapat membimbing anda (anda punya respek  terhadap dia).

“BAGAIMANA” masalah tersebut akan dapat diselesaikan, ini tentu memperkirakan ilmu-ilmu apa yang diperlukan untuk memecahkan massalah tersebut. Bisa melihat publikasi sebelumnya. Apakah untuk itu perlu uji eksperimental, penyelesaian parametris atau pemrograman atau yang lain. Kira-kira anda mempunyai keyakinan mampu atau tidak dengan itu. Itu konsekuensinya biaya dan waktu lho.
“BILAMANA” masalah tersebut terpecahkan , apa yang kira-kira anda dapatkan. Bila anda tahu apa yang dapat anda berikan jika masalah tersebut terselesaikan maka ini mendukung kepercayaan diri bahwa solusi dari SKRIPSI ini akan berharga. Bahkan kalau PD maka dapat diinformasikan ke teman-teman lain, misal ke seminar dsb. Menambah kepercayaan diri, juga nilai tambah jika membuat lamaran kerja.
Mampu memformulasikan MASALAH yang dipilih. Jika telah mempunyai alasan yang kuat tentang suatu masalah maka untuk realitas kerjanya maka usahakan masalah tersebut diformulasikan dalam bentuk tulisan pendek. Dalam hal ini dalam bentuk ABSTRAK. Kaget ya ? . Khan biasanya bikin abstract jika tulisan sudah selesai, itu jika abstract diterjemahkan sebagai rangkuman. Lha inilah bedanya, pengalaman dulu yang mengatakan bahwa abstrak dibuat setelah selesai dikerjakan, itu SALAH. Jika kondisinya demikian maka pengerjaan skripsi anda belum berbentuk, bisa liar, bisa kesana-kemari, tidak jelas, bisa lama. Kenapa ? Karena spesifikasinya belum ada (belum jelas/samar). Dengan membuat ABSTRACT terlebih dahulu maka anda sudah berusaha memfokuskan pikiran ke masalah tersebut yaitu dengan menuliskannya. Apa abstract tersebut kaku, ya enggak. Rubah-sedikit-sedikit ya nggak apa, tetapi dengan membuat abstract, kita tahu : o000  ada perubahan, mengapa, tentunya agar lebih baik lagi. TERKENDALI.
Dalam membuat abstrak tersebut, perlu untuk membagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu tahapan INTRO: yaitu mengenalkan masalah, apa, mengapa, dan batasan-batasannya (nanti jadi BAB 1 dan BAB2); tahapan PROGRES: yaitu tentang bagaimana masalah tersebut dicoba dipecahkan, termasuk juga pembahasannya (nanti jadi BAB 3 dan BAB4); dan tahapan KESIMPULAN tentang bilamana masalah dapat terpecahkan (nanti jadi BAB5).

Evaluasi ABSTRACT bersama dosen pembimbing. Apakah abstract sudah menggigit. Bila perlu bisa juga dimasukkan ke seminar  atau minta pendapat orang lain yang kritis. Tangkap masukan yang diberikan, evaluasi atau diskusikan dengan dosen. Jika mantap maka dapat dilanjutkan. Ingat, mutu tidaknya suatu hasil penelitian (skripsi) dapat dengan mudah dibaca dari abstract-nya. Jika abstract-nya nggak ada isi-nya maka kecil kemungkinan materi skripsi yang utama juga dibaca, paling-paling disimpan digudang. Tidak membanggakan untuk ditunjukkan orang lain. Tetapi abstract yang hebat kadang-kadang bisa mengecoh.

Jika abstract sudah OK. Bisa dilanjutkan.
Jika anda sudah tahu apa masalah anda, mengapa anda memilih masalah tersebut, batasan-batasan masalah yang dipilih dan strategi penyelesaian yang akan dikerjakan maka tentunya hal itu dapat dituangkan dalam BAB 1. Penulisan BAB1 sangat penting karena menentukan luasan atau cakupan yang didiskusikan dalam bab-bab selanjutnya. Bab1 merupakan pengikat, pedoman kerja untuk bab-bab berikutnya. Jangan biasakan meniru BAB1 orang lain, belum tentu cocok. Jadi intinya Bab1 adalah pedoman kerja untuk penulisan bab-bab selanjutnya.

Untuk dapat mengerjakan skripsi sesuai dengan BAGAIMANA menyelesaikan masalah tersebut, tentu anda harus tahu lebih dahulu bagaimana strategi orang lain menangani atau bertindak terhadap masalah tersebut. Ini dapat diketahui dengan melakukan studi pustaka (BAB2), mereview publikasi orang lain dari jurnal-jurnal atau yang lainnya. Usahakan pakailah acuan jurnal-jurnal terkini (menurut salah satu profesor saya, gunakan jurnal dalam lima tahun terakhir). Tetapi bisa juga anda mengutip suatu karya yang pernah diterbitkan ratusan tahun yang lalu jika karya tersebut memang karya monumental di bidangnya. Sekali lagi, usahakan yang dijadikan referensi adalah jurnal ilmiah, bila terpaksa, baru textbooks.
Referensi dalam suatu penelitian and publikasi juga dapat menjadi indikasi kehebatan dari materi yang diteliti dan ditulis tersebut.

Jangan gunakan diktat kuliah sebagai referensi, karena kalau hanya diktat kuliah kayaknya kurang berbobot (kecuali yang telah dipublikasikan ke luar), jika hanya sekedar diktat copy-an sebaiknya hindari saja. Kecuali jika diktat itu diberikan oleh dosen yang terkenal pakar pada bidang yang dimaksud dan merupakan problem yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. **tetapi hati-hati, karena umumnya : dosen-dosen umumnya menyakinkan didepan kelasnya, tetapi kalau ketemu teman-teman sejawat-nya mejen **tak berkutik/pasif** Pengalaman menunjukkan bahwa diktat-diktat seperti itu di Indonesia hanya dibuat dari copy-and-paste aja. **kadang nggak bermutu**. Sorry nggak semua, tetapi kalau bisa cari rujukan yang dipublikasikan resmi.

Dengan memahami publikasi-publikasi yang ada tentang masalah yang dibahas tentunya dapat diambil suatu kesimpulan atau dugaan, apa-apa saja yang telah dilakukan orang.
Selanjutnya kembali ke persyaratan pembuatan skripsi (level S1) tentunya bobotnya berbeda dengan tesis (level S2) atau disertasi (level S3). Pada level S1 tidak diperlukan suatu tingkat penelitian yang orisinil seperti halnya disertasi atau kedalaman seperti level S2. Menurut pemahaman penulis : pada level S1 , mahasiswa cukup diminta belajar memahami permasalahan, mengerti alasan mengapa permasalahan tersebut perlu dibahas, mengetahui tindakan orang lain tentang masalah tersebut termasuk tahu sisi baik dan buruknya masing-masing dan dapat menerapkannya pada kasus lokal (studi kasus) serta menarik kesimpulan dari tindakan yang dikerjakannya.

Jika laporannya (skripsinya) dapat dibaca dan memperlihatkan alur logika-logika seperti di atas maka mahasiswa tersebut mestinya sudah pantas lulus level S1. Proses tersebut mencakup bab 3 – sampai bab akhir.

Pada dasarnya penulisan skripsi yang paling sulit adalah pada cara memulainya, jika sudah sampai langkah ke-10 diatas maka penulisan dapat berkembang sangat cepat, dan bab-babnya bisa berkembang. Hanya ingat bahwa bab dibatasi pada suatu tahapan yang bisa mandiri, dan ingat bahwa setiap bab satu dengan yang lainnya harus ada benang merah yang menghubungkannya (terkait).

Urutan-urutan bab, yaitu pada awal adalah intro, berkembang pada progress dan diakhiri dengan kesimpulan. Kesimpulan penting sekali, itu menunjukkan apakah penulis (mahasiswa) memahami apa yang dikerjakannya atau tidak, tergantung dari kesimpulan yang diberikan. Kesimpulan harus suatu yang spesifik tentang masalah tersebut. Apa yang terjadi , juga dengan kesimpulan dapat diketahui bahwa  tulisan tersebut berguna atau tidak, bisa dilihat dari kesimpulan yang diberikan.

Ingat dalam pembuatan skripsi, ketebalan tulisan tidak bisa menjadi ukuran apakah itu berbobot atau tidak. Suatu skripsi yang tipispun jika memenuhi konsep-konsep di atas bahkan kalau dikemas dengan baik itu dapat menarik untuk dipresentasikan diforum ilmiah yang lebih luas, dan dapat dibanggakan.

O ya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan menurut saya adalah :

Tampilan adalah nomer satu, isi baru ke dua. Jangan dibalik dan dibandingkan dengan manusia. Pengalaman menunjukkan bahwa bila tampilan (format) suatu tulisan tidak diperhatikan (jelek) maka isinya kemungkinan besar juga tidak akan dibaca. Dalam hal seperti itu, dosen penguji akan melihat-lihat lebih banyak tulisan anda, dan ada kemungkinan menemukan suatu kesalahan dari tulisan anda.
Pastikan format yang digunakan sesuai dengan petunjuk dari Institusi (ini penting), berapa margin kiri-atas dsb, ukuran font, jumlah spasis pada baris, dsb-nya. Format yang baik kadang-kadang dapat mengecoh dosen penguji yang malas, sehingga ada kemungkinan tidak akan ketemu kesalahan yang ada (bila ada). Sehingga waktu di uji **selamat**. 
Tentang ISI. Kualitas kadang-kadang bersifat relatif. Tergantung dosen dsb. Tetapi yang jelas dan langsung bisa dinilai adalah KONSISTENSI. Suatu tulisan harus konsisten, antara satu bagian dan bagian yang lain dalam skripsi tersebut. Jika tidak konsisten, maka itu dapat dijadikan modal untuk menguji materi skripsi tersebut. Pendapat anda saling di adu sendiri.
Tulislah APA-APA YANG DIKUASAI saja. Jika ada hal-hal yang tidak diketahui (meski sudah usaha kesana-kemari) maka usahakan bagian tersebut dihilangkan (itu jika tidak mempengaruhi bagian-bagian lain). Jika tidak bisa maka usahakan hal tersebut di luar cakupan masalah yang diteliti. Ini penting. Ingat sebagai penulis maka seharusnya penulis menguasai tulisan yang dibuatnya. O ya, penting juga untuk mencari alasan yang bagus mengapa anda tidak perlu membahas hal tersebut (persiapan bila ada dosen yang kritis yang tahu tentang itu, tapi ini jarang terjadi, ya siapa tahu.)
Semua tabel harus ada judul tabel dan nomer tabel, semua gambar harus ada judul gambar dan nomer gambar. Konsisten baik font dan nomernya dikeseluruhan laporan. O ya, gambar yang ditampilkan pada bagian dalam tulisan hanya yang mendukung ulasan / tulisan pada bagian itu. Jika sifatnya umum dan ukurannya besar maka sebaiknya di tampilan pada lampiran.
Daftar Pustaka harus ada, ciri-ciri tulisan ilmiah adalah adanya acuan pustaka, dan penting yang harus diperhatikan bahwa yang dicantumkan pada Daftar Pustaka adalah yang diacu saja. Jangan sekedar nampang. Bagi orang awam memang kelihatannya keren, tulisannya didukung jurnal-jurnal ilmiah hebat, tapi bagi yang ngerti : apa-apaan ini, koq semuanya dicantumin, pasti penulisnya nggak baca dan tulisannya biasanya nggak berbobot (nggak tahu apa yang dituliskan, jadi biar tebal sembarangan nulis aja). Dosen penguji (yg tahu) cenderung ingin membuat pertanyaan menguji, “apa bener mahasiswa ini membaca pustak yang tercantum tersebut”. Hati-hati.
Yang terakhir, jangan segan-segan untuk membaca ulang, prinsipnya semakin banyak anda membaca ulang maka semakin kecil kemungkinan kesalahan akan timbul.
Apabila mungkin, biarkan draf anda agak sehari atau dua hari sebelum merevisinya. Hal ini akan memberi jarak mental anda dengan karya sehingga kemudian anda kembali dengan prespektif baru yang berbeda dan lebih segar. Saat itu anda bukan lagi pribadi yang sama dengan ketika anda menulis draf pertama. (Atmazaki 2006)

Selain itu dengan semakin banyak membaca ulang skripsi anda maka anda semakin memahami masalah tersebut (sebagai modal nanti waktu presentasi oral).

Ketidak-mauan membaca ulang makalah anda menunjukkan bahwa anda belum mantap dengan karya tulis yang anda buat, ada ‘sesuatu’ dengan tulisan anda. Jika anda sendiri tidak mantap terhadap karya anda. Bagaimana orang lain bisa mantap. Itu prinsip menulis yang baik.

Untuk mendukung terciptanya skripsi yang baik dan akhirnya dapat mengantar mahasiswa mencapai kelulusan dengan mantap, maka banyak membaca merupakan kunci utamanya.

sumber : http://wiryanto.wordpress.com

Kamis, 01 November 2012

Menerima Ketikan Makalah/ Skripsi/ Tesis

 Anda tak ada waktu mengetik ? Percayakan pada saya untuk mengerjakannya. Aman dan tepat waktu.